Skip to content
Dewacloud Blog
Search
Close this search box.

Deploy Laravel Menggunakan Nginx Dengan GitHub di Dewacloud

Laravel

Laravel adalah salah satu framework yang dapat memaksimalkan penggunaan PHP dalam proses pengembangan aplikasi atau website.

PHP adalah salah satu bahasa pemrograman yang dinamis, dengan adanya laravel, membuat PHP menjadi lebih sederhana, aman dan cepat. Karena itu, terdapat fitur seperti Template Engine, Modularity dan Routing.

Pada umumnya, Laravel adalah backend, namun tidak jarang juga Laravel dijadikan full stack oleh developer.

Dewacloud

Dewacloud adalah layanan berbasis PaaS (Platform as a Service) dimana kamu dapat membuat, mengelola dan mendesain topologi dengan one-click, selain easy-to-use, tampilannya pun sudah user-friendly, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh user.

Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai cara deploy Laravel menggunakan Nginx dengan GitHub di Dewacloud.

Cara Deploy Laravel Menggunakan Nginx di Dewacloud

Untuk melakukan Deploy Laravel ini, kamu perlu memastikan sudah memiliki account di Dewacloud.

Step 1: Login Dewacloud Dashboard

login - deploy laravel menggunakan nginx

Login terlebih dahulu ke Dewacloud Dashboard dengan email dan password yang valid.

Step 2: Create New Environment

create new environment - deploy laravel menggunakan nginx

Framework Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP, sehingga kita perlu pilih PHP dan pilih web server, versi PHP serta SQL Driver yang akan digunakan, sesuaikan dengan requirement pada Laravel kamu.

Di artikel ini, kami menggunakan Nginx sebagai web server, serta memilih versi 8 sebagai versi PHP dan SQL Driver menggunakan MariaDB. Aktifkan Public IPv4 supaya domain atau subdomain nya dapat di pointing ke IP Public Apps Server. Tentukan region environment kamu, serta Environment Name-nya.

task active - deploy laravel menggunakan nginx

Untuk melihat proses yang sedang berjalan, kamu dapat monitor pada Active Task di pojok kiri bawah.

php myadmin - deploy laravel menggunakan nginx

Setelah pembuatan Environment selesai, kamu akan menerima sejumlah informasi seperti user atau access credentials pada phpMyAdmin. Jika pada mailbox tidak ada, kamu bisa cek pada Spam/Junk folder pada email kamu.

Step 3: Deploy From Git

deploy from git - deploy laravel menggunakan nginx

Klik Deploy from Git / SVN pada Deployments Environment yang akan di Deploy Laravel nanti nya.

add new repository - deploy laravel menggunakan nginx

Buat Repository baru untuk Laravel dengan klik Add New Repository.

klik add - deploy laravel menggunakan nginx

Untuk nama Repository tidak dapat menggunakan special character, maksudnya adalah seperti penggunaan tanda baca maupun spasi.

Masukkan URL dari source GitHub yang akan kamu gunakan, kemudian klik Add.

pilih path - cara deploy laravel menggunakan nginx

Pilih path sesuaikan dengan kebutuhan kamu ingin di deploy di directory yang mana, jika ingin di standard document root atau public_html (seperti di cPanel), maka biarkan secara default, yaitu ROOT.

Terdapat 3 option:

  • Check and auto-deploy updates, artinya akan melakukan automatic deployment dari semua perubahan repository yang dilakukan sesuai dengan interval waktu yang ditentukan.
  • Auto-resolve conflicts, artinya untuk mencegah terjadinya merge conflict, perintah git reset –hard akan dilakukan selama project update. Akibatnya, contradictory files akan ter-update sesuai dengan versi repository, dan membuang semua perubahan yang dilakukan secara local.
  • Enable zero-downtime deployment, artinya deployment dilakukan tanpa ada nya kemungkinan down.

Jika sudah, klik Deploy.

active task - deploy laravel menggunakan nginx

Akan terlihat proses nya pada Active Task, segala proses yang memungkinkan adanya Action yang dilakukan pada Environment, akan ter-logs pada Active Task.

Lama atau tidaknya proses deployment tersebut, tergantung dari berapa size file yang di deploy, semakin besar size file, semakin memakan waktu juga untuk prosesnya.

Kemudian cek file nya, apakah sudah ter-deploy atau belum dengan klik Config pada Application Server dan ke path var/www/webroot/ROOT/

klik config - deploy laravel menggunakan nginx

Step 4: Create Database & User Database

create database - deploy laravel menggunakan nginx

Buat database dan user database pada phpMyAdmin dengan login sesuai dengan informasi login yang kamu terima di email, setelah login klik menu Databases.

Kami menggunakan laravel sebagai nama database dengan collation utf8mb4_unicode_ci, kemudian klik Create.

klik create - deploy laravel menggunakan nginx

Klik menu Privileges, dan klik Add user account di bawah.

klik add user account - deploy laravel menggunakan nginx

Masukkan Username dan Password sesuai dengan kebutuhan kamu, kami disini menggunakan laraveluser sebagai Username Database dan laravel123 sebagai passwordnya. Untuk Hostname, masukkan private IP dari Application Servers kamu, lalu klik Go di paling bawah.

Karena ini adalah tutorial, sehingga password yang digunakan tidak strong, jika kamu membuat database seperti ini, disarankan menggunakan password yang strong seperti kombinasi antara huruf, angka dan simbol.

edit previliges - deploy laravel menggunakan nginx

Pastikan ceklis semua pada Database-specific privileges, dan klik Go pada bagian bawah.

klik go - deploy laravel menggunakan nginx

Lakukan restart nodes pada MySQL untuk apply perubahan atau penambahan yang kamu lakukan.

Step 5: Config

config - deploy laravel menggunakan nginx

Open file .env.example, lalu copy semua isi filenya ke notepad komputer kamu

config - deploy laravel menggunakan nginx

Lalu buat file .env dan pastekan isi file yang sudah di copy ke notepad sebelumnya.
Perlu di ubah pada:

APP_URL=https://domainkamu.com/
DB_CONNECTION=mariadb
DB_HOST=172.16.4.20
DB_PORT=3306
DB_DATABASE=laravel
DB_USERNAME=laraveluser
DB_PASSWORD=laravel123

Penjelasan

  • APP_URL : Masukkan nama domain, SLB atau subdomain yang kamu gunakan.
  • DB_CONNECTION : Masukkan driver SQL yang kamu gunakan.
  • DB_HOST : Masukkan IP Private dari SQL Database.
  • DB_PORT : Biarkan secara default, yaitu 3306.
  • DB_DATABASE : Masukkan nama database yang sudah dibuat.
  • DB_USERNAME : Masukkan user database yang sudah dibuat.
  • DB_PASSWORD : Masukkan password pada user database yang sudah dibuat.

Jika sudah klik Save.

Edit Virtual Host

edit virtual host - deploy laravel menggunakan nginx

Tambahkan public, karena Laravel mengarahkan index nya di directory public.

Install Composer
Lakukan SSH Access ke container Application Server dan jalankan perintah di bawah ini.

$ cd /var/www/webroot/ROOT/
$ composer install

Hal tersebut berguna untuk menginstall dependencies yang diperlukan.

Generate APP_Key
Lakukan SSH Access ke container Application Server dan jalankan perintah berikut.

$ cd /var/www/webroot/ROOT/
$ php artisan key:generate
generate app key - deploy laravel menggunakan nginx

Maka akan terlihat APP_Key sudah berhasil ter-generate.

Install SSL Let’s Encrypt

install ssl lets encrypt - deploy laravel menggunakan nginx

Install SSL pada Domain, Subdomain atau SLB yang digunakan agar lebih secure.

Step 6: Testing

testing - deploy laravel menggunakan nginx

Step terakhir adalah testing, yaitu melakukan akses melalui SLB, Domain atau Subdomain kamu.

Kesimpulan

Jika kamu mengikuti artikel ini dari awal sampai akhir, artinya kamu sudah berhasil melakukan Deploy Laravel Menggunakan Nginx Dengan GitHub di Dewacloud.

Demikian artikel ini, jangan sungkan untuk meninggalkan ide-ide topik yang ingin Anda baca di blog ini. Semoga artikel ini membantu kamu, ya.

Picture of Dewacloud Team

Dewacloud Team

Dewacloud Specialist Team helps customers daily 24/7 and on their free time, they also create quality tutorial content for our precious customers.